Haluanindo – Di tengah pandemi, sektor kesehatan Tanah Air terus menunjukkan kinerja positif. Tidak hanya mencatat laju pertumbuhan tertinggi, namun kontribusinya terhadap perekonomian nasional juga semakin meningkat.
Perekonomian Indonesia telah pulih kembali setelah tertekan oleh pandemi Covid-19. Laju pertumbuhan tercatat positif sebesar 3,68 persen.
Artinya, perekonomian nasional mengalami ekspansi karena tahun lalu Indonesia mengalami kontraksi dengan pertumbuhan 2,08 persen.
Pemulihan tersebut tak lepas dari performa sejumlah sektor yang menjadi motor penggerak. Salah satunya adalah bidang kesehatan.
Meski kontribusinya terhadap perekonomian nasional masih relatif kecil, pertumbuhan industri kesehatan menarik untuk dikaji lebih dalam.
Pasalnya, dari 18 sektor yang membentuk PDB nasional, bidang usaha kesehatan yang juga mencakup kegiatan sosial menempati urutan pertama dengan laju pertumbuhan 10,47 persen.
Secara historis, laju pertumbuhan sektor kesehatan dan kegiatan sosial belum mencapai 11 persen. Sebelumnya, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun pertama yang dikeluarkan BPS, yaitu sebesar 9,26 persen. Namun, performa ini tidak bertahan lama. Tingkat pertumbuhan pada tahun-tahun berikutnya hanya sekitar tujuh persen, laju pertumbuhan sektor kesehatan tumbuh menjadi 8,67%.
Meski tidak setinggi tahun 2020 yang mencatat pertumbuhan 11,57 persen, peningkatan sektor kesehatan pada tahun 2021 jauh melebihi pertumbuhan banyak sektor yang mendominasi PDB nasional. Sektor unggulan tersebut antara lain industri pengolahan (3,38 persen), sektor pertanian (1,85 persen), dan perdagangan (4,66 persen).
Laju pertumbuhan sektor kesehatan yang relatif tinggi tidak lepas dari campur tangan pemerintah di masa pandemi. Pada Juli 2020, pemerintah membentuk Panitia Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan dukungan anggaran sebesar Rp695,1 triliun.
Bidang kesehatan khususnya mendapat anggaran sebesar Rp 99,6 triliun. Hingga akhir tahun 2020, anggaran tersebut telah menghasilkan Rp 62,7 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk menutupi biaya perawatan pasien, insentif tenaga kesehatan, santunan kematian, dan pembelian vaksin Covid-19.
Pandemi yang tak kunjung usai pada tahun berikutnya memaksa pemerintah kembali membelanjakan dana untuk tahun anggaran 2021. Seiring dengan munculnya varian delta yang lebih berbahaya, anggaran yang lebih besar dialokasikan.
Total anggarannya mencapai Rp 744,78 triliun. Sektor kesehatan juga mendapat porsi yang lebih besar, yaitu sebesar Rp214,97 triliun, dan mencapai Rp198,6 triliun.
Tidak dapat disangkal bahwa pengeluaran uang yang besar ini juga mendukung kinerja positif sektor kesehatan.
Apalagi, bidang kesehatan tidak hanya terkait dengan Covid-19.
Masih banyak jenis penyakit yang endemik di Indonesia dan memerlukan pengobatan dan pengobatan, yang juga berkontribusi terhadap PDB bidang kesehatan.
Hingga akhirnya, rekor laju pertumbuhan lebih dari 11 persen mampu menembusnya sepanjang sejarah sektor kesehatan.
Peningkatan kontribusi
Peningkatan kinerja bidang kesehatan tidak hanya tercermin dari angka pertumbuhan. Kontribusi sektor ini terhadap perekonomian nasional juga terus meningkat dari waktu ke waktu, terutama dalam dua tahun terakhir.
Sebelum pandemi, sektor ketiga ini tidak diperhitungkan. Bagaimana tidak, kontribusinya terhadap perekonomian nasional sangat kecil jika dibandingkan dengan sektor lainnya. Padahal, sektor kesehatan tertinggal dari sektor lain yang kontribusinya minim, seperti sektor pengadaan listrik dan gas (1,18%).
Merujuk data BPS, porsi sektor kesehatan dan kegiatan sosial pada 2011 hanya 0,99 persen. Baru tahun berikutnya menyentuh 1,1 persen. Kemudian kontribusinya meningkat di tahun-tahun berikutnya, hingga mampu mencapai 1,08 persen di tahun 2015. Sayangnya, pencapaian ini stagnan selama empat tahun dan hanya naik menjadi 1,11 persen di tahun 2019.
Setelah pecahnya epidemi, perubahan lebih terasa. Pada tahun 2020 kontribusinya sebesar 1,31 persen, kemudian meningkat menjadi 1,35 persen pada tahun 2021.
Meski persentasenya masih kecil, sektor kesehatan berhasil mentransformasi sektor pengadaan listrik dan gas yang berkontribusi 1,18% pada 2018. Ia juga mengungguli sektor air minum dan pengelolaan limbah yang kontribusinya tetap konstan sebesar 0,08% hingga 2021.
Tak hanya itu, sektor kesehatan dan kegiatan sosial juga menjadi satu-satunya sektor yang kontribusinya berubah positif di masa pandemi. Pada tahun 2020 kontribusinya meningkat sebesar 0,21 poin persentase, sedangkan pada tahun 2021 sebesar 0,05 poin persentase.
Meski menurun, pertumbuhannya masih lebih baik dibandingkan sektor lain yang kontribusinya berubah minus setelah meningkat signifikan di tahun sebelumnya.
Sektor perdagangan, misalnya, meningkat 0,98 poin persentase pada 2020. Namun, pada 2021 kontribusinya akan turun 0,43 poin persentase. Sektor lainnya adalah Informasi dan Komunikasi yang juga mencatat pertumbuhan 0,56 poin persentase pada tahun pertama epidemi, tetapi kemudian turun 0,11 poin persentase pada tahun 2021.
Keluaran Komunitas
Perbaikan kinerja sektor kesehatan juga dipengaruhi oleh peningkatan belanja publik untuk kesehatan. Dalam publikasi File Statistik Kesehatan BPS tahun 2021, dilaporkan rata-rata pengeluaran masyarakat untuk kesehatan dalam sebulan mengalami peningkatan sepanjang periode 2019-2021.
Pada tahun 2020, pengeluaran publik untuk kesehatan akan berjumlah Rs 31.546 per bulan per kapita. Angka ini meningkat Rs 1.458 dari tahun sebelumnya dan meningkat menjadi Rs 34.365 pada tahun 2021. Pengeluaran kesehatan adalah 5,36 persen dari total pengeluaran non-makanan.
Namun jika dibagi menurut wilayah tempat tinggal, masih terdapat ketimpangan dan perilaku berbanding terbalik antar wilayah. Jumlah pengeluaran untuk kesehatan di daerah perkotaan dua kali lipat di perdesaan.
Begitu pula dengan tren proporsi pengeluaran untuk kesehatan. Jika rasio belanja kesehatan penduduk perkotaan pada 2019 hanya mencapai 4,86 persen, jumlah tersebut akan terus meningkat menjadi 5,59 persen pada 2021. Sebaliknya, persentase belanja kesehatan penduduk perdesaan adalah 5,64 persen pada 2019, menjadi 4,79 persen pada 2019. 2021.
Pengeluaran untuk perumahan, baik di pedesaan maupun perkotaan, mendominasi proporsi pengeluaran non-makanan. Perbedaannya adalah proporsi pengeluaran non-makanan untuk barang tahan lama serta pakaian dan alas kaki lebih tinggi di daerah pedesaan.
Kelompok barang tahan lama meliputi furnitur, telepon pintar, televisi, dan kendaraan.
Belanja barang tahan lama di pedesaan pada tahun 2021 juga lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Masyarakat khususnya orang tua dapat membeli peralatan elektronik seperti smartphone untuk kegiatan belajar online anaknya. Berbeda dengan masyarakat perkotaan, smartphone harus sudah ada jauh sebelum pandemi, sehingga alokasi pengeluaran tersebut tidak banyak berubah.
Namun demikian, penurunan proporsi pengeluaran kesehatan di perdesaan perlu mendapat perhatian. Karena kesehatan itu penting bagi semua warga tanpa memandang latar belakang.
Yang juga perlu diperhatikan adalah pengeluaran untuk kesehatan didominasi oleh tindakan kuratif atau pelayanan medis. Hal ini tidak terlepas dari tingginya jumlah kasus Covid-19 di Indonesia selama dua tahun terakhir yang mencerminkan tingginya permintaan akan pengobatan.
Di sisi lain, prevalensi penyakit lain masih tinggi di Indonesia. Artinya, peningkatan belanja publik untuk kesehatan masih belum menjadi prioritas untuk upaya preventif atau preventif.
Tak bisa dipungkiri, wabah tersebut turut meningkatkan kinerja sektor kesehatan yang turut mendongkrak kinerja perekonomian nasional.
Peningkatan ini juga menjadi tantangan bagi sektor kesehatan untuk dapat mempertahankan prestasinya setelah pengendalian epidemi.
Kebiasaan hidup sehat masyarakat dan kesadaran warga terhadap penerapan health specialies yang diterapkan di masa pandemi ini dapat menjadi peluang untuk mengembangkan bisnis kesehatan di masa mendatang.
Jangan sampai muncul anggapan bahwa capaian bidang kesehatan itu keliru karena lajunya yang cepat karena momentum epidemi. Melainkan upaya preventif yang mencerminkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
Originally posted 2022-03-04 14:56:50.